Menyambut Hari Raya Nyepi Umat Hindu, Gelar Pawai Ogoh-ogoh di Talang Bali Pekon Srimenanti

Lampung Barat, KabarSejagat.com – Menyambut Hari Raya Nyepi Umat Hindu dan Bulan Suci Ramadhan 1.444 Hijriah bagi Umat Muslim, Bali Darma Kerti (BDK) Pekon Srimenanti, kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat, menampilkan seni budaya ogoh-ogoh yang diarak keliling kampung setempat.

Pada acara tersebut tampak hadir Camat Bambang Hermanto, S.Pdl. MM., DPK Apdesi Air Hitam Husain, Peratin Srimenanti Anggi Ismanto, Peratin Sidodadi Prayitno dan tokoh agama, tokoh masyarakat serta warga setempat pada umumnya.

Dalam sambutannya Bambang mengapresiasi dilaksanakannya tradisi ogoh-ogoh tersebut, karena melalui budaya itu menjadi wadah silaturahmi antar warga dan antar agama.

Pihaknya berharap semoga ibadah yang akan dilaksanakan seperti puasa ramadhan bagi umat Islam dapat dilaksanakan dengan lancar dan penuh berkah. Begitu juga hari raya nyepi bagi umat Hindu.

Sedangkan disampaikan Ketua Adat BDK Pekon Srimenanti Wayan Darmawan. Ogoh-ogoh merupakan wujud kreativitas masyarakat Bali untuk menyambut Hari Raya Nyepi, hal ini merupakan sebuah ekspresi budaya. Adapun ogoh-ogoh ini merupakan gambaran dari tokoh Hindu, yaitu Bhuta Kala.

Adapun bentuk dari ogoh-ogoh tersebut berupa boneka raksasa yang diarak keliling desa pada saat menjelang malam sebelum Hari Raya Nyepi yang diiringi dengan gamelan Bali.

Pihaknya juga menerangkan asal-usul ogoh-ogoh hingga fungsinya pada perayaan Hari Raya Nyepi. Nama ogoh-ogoh diambil dari sebutan ogah-ogah dari bahasa Bali yang artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan. Pada tahun 1983, mulai dibuat wujud-wujud Bhuta Kala berkenaan dengan ritual Nyepi di Bali. Pada saat itu pula terdapat keputusan presiden yang menyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional.

Lanjutnya tradisi itu menggambarkan Sosok Bhuta Kala Ogoh-ogoh adalah karya seni patung kebudayaan Bali yang menggambarkan sosok Bhuta Kala. Dalam kebudayaan Hindu, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

BACA JUGA :  Peduli Korban Musibah Pekon Sukajaya Salurkan Bantuan Kebutuhan Balita Korban LongsorĀ  Sido Mulyo

Dalam wujud patung tersebut, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Raksasa.

Selain wujud Raksasa, ogoh-ogoh juga sering digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti, naga, gajah, dan widyadari.

Dalam perkembangannya, ogoh-ogoh ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat.

Ogoh-ogoh berfungsi sebagai representasi Bhuta Kala yang dibuat menjelang Hari Raya Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pengrupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi.

“Nah, itulah pengertian mengenai ogoh-ogoh tradisi masyarakat Hindu jelang Hari Raya Nyepi,” urainya.

Sementara Peratin Anggi Ismanto dalam sambutannya yang intinya menyambut apriasi kepada ketua adat BDK Wayan Darmawan dan rekan-rekan dimana harapa kedepan acara ini tetal dilaksanakan tentunya lebih baik dan meriah lagi,”Pungkasnya. (Kodri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *