Diduga Akibat Pengetatan Regulasi Pertimahan tak Kunjung Ada Solusi Perekonomian di Babel Melemah

Babel, KabarSejagat.com – Melemahnya perekonomian di Bangka Belitung (Babel) akibat pengetatan regulasi pertimahan yang tak kunjung ada solusi dari PJ Gubernur diperburuk anjloknya harga timah dunia hingga kisaran US$ 19 ribu per metrik ton membuat belasan ribu lebih penambang rakyat diseluruh penjuru negeri serumpun sebalai berhenti bekerja.

Ketua assosiasi penambang rakyat Indonesia (APRI) Bangka Belitung Bung Dwi mengatakan, dampak lumpuhnya pertambangan tambang rakyat berdampak terhadap ekonomi Babel karena tidak bisa dipungkiri Babel masih bergantung pada sektor pertambangan, ditambah lagi smelter hampir 2 bulan tiarap bahkan sebagian tutup. Karena ketergantungan Bangka Belitung terhadap timah tinggi, sektor ekonomi lainnya terpengaruh.

“Dari pengecekan kita, hingga saat ini lebih dari ribuan penambang rakyat lempar jangkar. Paling banyak sektor pertambangan yang terdampak regulasi tata kelola pasca pergantian dari kepala daerah devinitif ke Penjabat, sektot lainnya ada juga dari sektor perkebunan, seperti sawit dan karet yang mengalami penurunan harga. Penderitaan rakyat diperparah dengan kenaikan BBM,” kata Dwi, kepada awak media.

Menurut Dwi, diprediksi lesu ekonomi akan berlanjut jika belum ada solusi dan harga timah tidak kunjung membaik. Ia meminta penambang rakyat tidak pasrah menghadapi permasalahan ini.

“Peran pemerintah harus ada guna menghentikan gelombang penderitaan rakyat.Pemerintah saat ini harus mampu mendorong kembali naiknya perekonomian masyarakat,” kata dia.

Dwi juga mengatakan, pihaknya berusaha membendung jangan ada aksi menyampaikan aspirasi secara liar di jalan. “Apalagi ditengah tahun politik kami pengurus dan kelompok penambang rakyat tidak mau di provokasi dan ditunggangi kepentingan politik,” ujarnya. (Dv)

BACA JUGA :  Kebun Sawit di Desa Perpat Diduga Babat Kawasan Hutan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *